BREAKING

Latest Posts

12 December 2013

Diperiksa KPK, Ketua MK tutup mulut

Hamdan Zoelva, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), tutup mulut ketika datang ke Kantor KPK, Kamis (12/12). Hamdan diperiksa sebagai saksi dalam kasus suap penanganan sengketa pilkada di daerah dan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) untuk tersangka Akil Mochtar.

Saat diberondong pertanyaan oleh wartawan terkait kasus Akil, Hamdan enggan memberikan komentar. "Nanti di kantor ya," ucapnya sambil melambaikan tangan dan langsung masuk ke dalam ruang lobby gedung KPK.

Hamdan telah memenuhi panggilan penyidik KPK. Ia tiba di gedung KPK pada pukul 10.00 WIB dengan memakai baju kemeja batik cokelat dan menggunakan mobil dinas B 1251 RFS.

"Ya, Ketua MK diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AM (Akil Mochtar)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha yang ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (12/12).

Sebelumnya KPK menangani kasus ini berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan di rumah dinas Akil Mochtar pada 2 Oktober 2013 lalu. Kemudian KPK menetapkan enam tersangka dalam kasus suap penanganan sengketa pilkada di Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Lebak.

KPK mengembangkan kasus ini dan kembali menjadikan Akil sebagai tersangka dugaan suap terkait penanganan sengketa pilkada di daerah lainnya. Akil juga dijerat sebagai tersangka Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

21 April 2013

Polisi Militer Periksa 10 Anggota Yon Zikon 13

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak sepuluh orang anggota Yon Zikon 13 Angkatan Darat kini tengah menjalani pemeriksaan dengan polisi militer. Hal ini menyusul peristiwa perkelahian yang terjadi di kantor PDI-Perjuangan pada Sabtu (20/4/2013) malam.

"Sudah ada 10 orang yang diamankan oleh POM semalam. Awalnya dua orang diamankan oleh PDI-P, tapi akhirnya sudah diserahkan ke kami dan masih diperiksa," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Rukman Ahmad saat dihubungi Minggu (21/4/2013) pagi.

Rukman kembali menegaskan, tak ada anggota TNI AD yang melakukan penyerangan terhadap kantor PDI-Perjuangan. Yang terjadi adalah perkelahian antara anggota TNI dengan warga yang kebetulan berada di sekitar kantor partai itu. Aparat keamanan PDI-P berusaha melerai perkelahian itu, termasuk salah seorang ajudan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri. Namun, yang bersangkutan malah terluka akibat sankur.

Rukman mengaku belum mengetahui informasi korban yang jatuh dari pihak PDIP. Tapi, ia menilai jika ada, mereka sebenarnya hanya korban salah sasaran. "Yang jelas tindakan mereka adalah pelanggaran. TNI itu dididik untuk membantu rakyat, bukannya justru berkelahi," ucap Rukman.

Ia memastikan seluruh anggota Yon Zikon 13 itu akan mendapatkan hukuman yang setimpal akibat perbuatannya.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristianto juga membantah adanya penyerangan terhadap Kantor DPP PDI-P yang berlokasi di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu malam. Hasto mengatakan peristiwa sebenarnya yang terjadi adalah perselisihan akibat senggolan motor antara anggota TNI dan seorang pelajar.

"Tadi ada motor yang bersenggolan. Ternyata salah satu di antaranya melibatkan suatu oknum batalion Yon Zikon di situ. Terjadi pertengkaran atas kecelakaan tersebut," kata Hasto.

Hasto mengatakan, pelajar yang berselisih dengan anggota TNI itu kemudian berlari dan masuk di kantor DPP PDIP yang tak jauh dari lokasi. Pratu Puguh pun mengejarnya hingga ke halaman kantor DPP PDI-P. Melihat hal ini, satgas dari PDI-P berusaha melerainya.

Namun ketegangan justru muncul setelahnya. Anggota TNI tersebut kemudian menghubungi teman-temannya dari Markas Yon Zikon yang berlokasi di Srengseng Sawah. Tak lama berselang, 11 prajurit Yon Zikon mendatangi kantor DPP PDI-P untuk membantu rekannya.

Salah satu petugas satgas PDIP kemudian sempat mengalami aksi pemukulan. "Yang kami sesalkan adalah mereka masuk ke kantor PDIP dan mengambil aksi sepihak terhadap korban dalam kecelakaan tersebut," ujar Hasto.

20 April 2013

TNI Belum Bisa Pastikan Penyerang Kantor DPP PDIP Oknum Aparat

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan pada Sabtu (20/4/2013) malam diserang sekelompok orang yang diduga oknum TNI. Namun, pihak TNI justru belum mendapatkan informasi terkait penyerangan itu sehingga belum bisa memastikan apakah anggotanya terlibat.
"Wah, kami belum dapat kabar. Belum ada informasinya, jadi belum bisa dipastikan apakah itu anggota TNI," ujar Wakil Komandan Pusat Polisi Militer (Wadanpuspom) TNI AD Brigjen TNI Unggul Kawistoro Yudhoyono saat dihubungi Minggu (21/4) dini hari.
Unggul mengaku tak mau berandai-andai jika belum mendapatkan informasi pasti dari bawahannya. "Orang boleh saja menuduh, tapi kan kami belum dengar. Kalau ada yang diamankan ya justru kami terima kasih sekali," ujarnya.
Seperti diberitakan, sekelompok orang yang diduga anggota TNI Angkatan Darat dikabarkan menyerang Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4/2013) malam. Informasi yang diperoleh, penyerangan berawal dari kecelakaan di depan SPBU yang letaknya di samping Kantor DPP PDIP.
Ketua DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan, informasi yang dia terima dari DPP, kecelakaan dialami pelajar SMA. Pelajar tersebut kemudian dipukuli oleh orang yang diduga anggota TNI. Saat itu, petugas keamanan DPP PDI-P memisahkan.
Sekitar 30 menit kemudian, datang sekitar 12 anggota TNI AD dan langsung menyerang pos Satgas DPP yang letaknya di depan Kantor DPP. Ajudan resmi Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri berhasil menangkap dua anggota TNI yang merangsek masuk ke Kantor DPP PDIP.
Informasi yang diterima, dua anggota tersebut, yakni Praka J dan Prada R. Keduanya diinterograsi di Kantor DPP. Belum diperoleh informasi lebih jelas tentang peristiwa ini.
 
Copyright © 2013 Try and Always Try
Design by FBTemplates | BTT